ARTIKEL

Pemberdayaan Perempuan Yang Berkelanjutan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Industri Kecil di Pedesaan

2019/02/13 11:13:09
Pemberdayaan Perempuan  
Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupanya (Suharto 2014 :59- 60). Terkait dengan penelitian ini, yang dimaksudkan dengan pemberdayaan perempuan adalah kegiatan pemberdayaan perempuan yang diwadahi oleh dinas perindustrian perdagangan dan pertambangan yang telah membentuk kelompok usaha bersama sebagai usaha mandiri untuk perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Kesejahteraan 
Kesejahteraan memiliki arti yaitu usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, dan spiritual. Selain itu kesejahteraan sosial dianalogikan sebagai kesehatan jiwa yang dapat dilihat dari empat sudut pandang yaitu keadaan, ilmu, kegiatan, dan gerakan (Rizal: 2013)

Keluarga 
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok atau orangorang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi; merupakan susunan rumah tangga sendiri; berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami isteri, ayah, dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan; dan merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama (Khairuddin 2002:7)

Industri Kecil Pedesaan 
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5, pengertian industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi, dan atau barang jadi menjadi barang yang nilanya lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri. Industri pedesaan adalah industri yang berorientasi pedesaan (Hardati 2007:44).

Konsep Partisipasi 
Menurut Oakley (dalam Ife dan Tesoriero 2014:295-296) partisipasi sebagai suatu konsep dalam pengembangan masyarakat, digunakan secara umum dan luas. Partisipasi adalah sebuah konsep sentral, dan prinsip dasar dari pengembangan masyarakat karena, diantara banyak hal, partisipasi terkait erat dengan gagasan HAM. Dalam pengertian ini, partisipasi adalah suatu tujuan dalam dirinya sendiri, artinya, partisipasi mengaktifkan ide HAM, hak untuk berpartisipasi dalam demokrasi dan untuk memperkuat demokrasi deliberative.

Dimensi Kesejahteraan 
Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan material yang diukur dari tercukupinya kebutuhan dasar seperti makan, penghasilan, perumahan, dan kesehatan yang harus dinikmati oleh perempuan dan laki-laki. Dengan demikian kesenjangan gender ditingkat kesejahteraan ini diukur melalui perbedaan tingkat kesejahteraan perempuan dan laki-laki sebagai kelompok, untuk masing-masing kebutuhan dasarnya. Misalnya dalam tingkatan penghasilan, tingkat kematian, atau gizi. Pemberdayaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya di tingkat ini, melainkan harus dikaitkan dengan peningkatan akses terhadap sumber daya yang merupakan dimensi tingkat kedua. Level ini merupakan tingkatan nihil dari pemberdayaan perempuan (Zero level of women’s empowerment. Padahal upaya untuk memperbaiki kesejahteraan perempua diperlukan keterlibatan perempuan dalam proses empowerment dan pada tingkat pemerataan yang lebih tinggi.

Dimensi Keadaan Kritis atau Penyadaran 
Kesenjangan gender disebabkan adanya anggapan bahwa posisi sosial ekonomi perempuan yang lebih rendah dari laki-laki dan pembagian kerja tradisional adalah bagian dari tatanan abadi. Pemberdayaan di tingkat ini berarti menumbuhkan sikap kritis dan penolakan terhadap cara pandang di atas: bahwa sub kooordinasi perempuan bukanlah pengaturan alamiah, tetapi diskriminatif dari tatanan sosial yang berlaku. Keyakinan bahwa kesetaraan gender adalah bagian dari tujuan perubahan merupakan inti dari kesadaran gender dan merupakan elemen ideologis dan proses pemberdayaan yang menjadi landasan konseptual bagi perubahan ke arah kesetaraan.

Dimensi Partisipasi 
Partisipasi aktif perempuan diartikan bahwa pemerataan partisipasi perempuan dalam proses penetapan keputusan yaitu partisipasi dalam proses perencanaan penentuan kebijakan dan administrasi. Aspek ini sangat penting pada proyek pembangunan. Disini partisipasi berarti keterlibatan atau keikutsertaan aktif sejak dalam penetapan kebutuhan, formulasi proyek, implementasi dan monitoring serta evaluasi. Partisipasi secara umum dapat dilihat dari adanya peran serta setara antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan, baik ditingkat keluarga, komunitas, masyarakat, maupun negara. Di tingkat program, ini berarti dilibatkanya perempuan dan laki-laki secara setara dalam indentifikasi masalah, perencanaan, pengelolaan, implementasi, dan monitoring evaluasi. Meningkatnya peran serta perempuan merupakan hasil dari pemberdayaan sekaligus sumbangan penting bagi pemberdayaan yang besar.

Dimensi Kuasa/Kontrol 
Kesenjangan gender di tingkat ini terlihat dari adanya hubungan kuasa yang timpang antara laki-laki dan perempuan. Ini bisa terjadi di tingkat rumah tangga, komunitas, dan tingkatan yang lebih luas lagi. Kesetaraan dalam kuasa berarti adanya kuasa yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, satu tidak mendominasi atau berada dalam posisi dominan atas lainnya. Artinya perempuan mempunyai kekuasaan sebagaimana juga laki-laki, untuk mengubah kondisi posisi masa depan diri dan komunitasnya.

Lima kriteria analisis yang dikemukakan Longwe dapat disusun dalam bentuk piramida sebagai berikut:














Bagan Piramida Analisis Longwe Sumber: Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Handayani, 2002: 183)

Penjelasan mengenai piramida di atas yaitu gerakan ke atas berhubungan dengan meningkatnya dampak proyek mengenai pemberdayaan. Semakin tinggi tingkat kesetaraan perempuan dengan laki-laki, semakin tinggi tingkat pemberdayaan, semakin tinggi tingkat pembangunan. Lima tingkat kesetaraan dipresentasikan sebagai “Kriteria Pengembangan Perempuan” untuk melihat sejauh mana pengembangan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan sosial dan ekonomi.
Faktor-faktor pendukung perempuan dalam mengembangkan kelompok usaha adalah :adanya motivasi perempuan, dukungan keluarga serta dukungan pemerintah yang membuat perempuan semakin antusias menjalankan usaha bersama. 
Faktor-faktor penghambat adalah kurangnya modal uang dan bahan baku, serta permintaan pasar yang masih tergantung di wilayah tersebut, Menurut teori struktural fungsionalisme fungsi manifes telah memberikan peningkatan kesejahteraan keluarga dan fungsi laten perempuan mendapat akses menjalankan program kegiatan tersebut.
Anggota perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga setelah memiliki kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh, serta memiliki penghasilan rutin setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut analisis longwe program pemberdayaan hanya pada level akses dan kesejahteraan. 
Mari kita berdayakan Perempuan mulai dari tingkat Pedesaan sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarga yang berkelanjutan melalui usaha industri kecil. (Tabe:.Dileli)

 

ARTIKEL

Pendekatan penting dalam menyusun kegiatan perencanaan pembangunan di bidang pangan dan gizi adalah pendekatan PUG. Dimana dalam permasalahan gizi-lebih ...
2022/08/01 02:17:42 Baca
Bullying termasuk menggoda secara verbal dan memanggil dengan nama yang tidak disukai, mendorong dan memukul, penolakan dan pengecualian dari lingkungan ...
2021/10/04 14:15:44 Baca
Anggaran Responsif Gender (ARG) merupakan bagian dari PPRG. ARG bukanlah anggaran terpisah bagi laki-laki dan perempuan, melainkan strategi untuk ...
2021/07/09 14:44:00 Baca
Dimana diharapkan tujuan dalam peningkatan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan ...
2021/07/06 13:02:46 Baca
Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke 28 tanggal 29 Juni 2021, sebagai peringatan kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga. Dimana ...
2021/06/30 14:49:28 Baca